Gerbang Kampus

Selamat datang di kampus Universitas Nusa Cendana, Kampus Baru, Jl. Adisucipto, Penfui, Kupang, NTT.

Rektorat Undana

Gedung Rektorat Undana tempat rektor, para pembantu rektor, para kepala biro dan jajarannya berkantor.

Kehidupan Kampus

Kampus Undana menyediakan fasilitas untuk mendorong mahasiswa aktif berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan kampus.

Praktikum Laboratorium

Undana menyelenggarakan pendidikan akademik dan pendidikan vokasi yang didukung dengan fasilitas memadai, di antaranya laboratorium.

Wisuda Sarjana dan Pascasarjana

Setiap tahun Undana mewisuda lulusan sarjana dan pascasarjana dari berbagai bidang ilmu dan pendidikan profesi.

Sabtu, 06 Juni 2015

Menristekdikti Prof. Muhammad Nasir Memberikan Kuliah Umum Mengenai Nawacita di Kampus Undana

**Tulisan kontribusi oleh Wayan Nampa setelah disunting dan dilengkapi** Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof. Muhammad Nasir menyempatkan diri memberikan kuliah mengenai Nawacita di ruang lecture theatre Gedung Rektorat Undana dalam kunjungannya ke Kabupaten Kupang. Kunjungan Menristekdikti ke Kabupaten Kupang dimaksudkan untuk melihat program pengembangan ternak sapi di wilayah tersebut, antara lain melihat hasil penerapan teknologi inseminasi buatan Desa Fatuteta, Kecamatan Kupang Timur. Pada kesempatan tersebut, Menristekdikti berkesempatan berdialog dengan peternak terkait dengan pengembangan peternakan sapi, mengingat NTT telah ditetapkan pemerintah pusat sebagai salah satu daerah pemasok daging nasional, sekaligus mendukung program swasembada daging. Kunjungan ke kampus Undana yang semula dijadwalkan berlangsung pagi hari diundur menjadi siang hari, sekembali Menteri dari kunjungan ke Desa Fatuteta.

Setiba di kampus Undana, Menristekdikti disambut dengan pengalungan kain tenun NTT oleh Rektor Undana Prof. Fred Benu. Setelah mendengarkan paduan suara, Menristekdikti menyalami pimpinan Undana yang ikut menyambut, antara lain PR III Prof. Simon Sabon Ola dan PR IV Ir. I Wayan Mudita, M.Sc., Ph.D. Menristekdikti selanjutnya diantarkan oleh Rektor menuju ruang kuliah umum. Kuliah umum dipandu langsung oleh Rektor Undana Prof. Fred Benu, didampingi oleh Wakil Gubernur NTT Benny Litelnoni dan kemudian juga oleh Gubernur NTT Frans Labu Raya yang hadir menyusul. Dalam sambutannya, Rektor Undana Prof. Fred Benu menyampaikan terima kasih kepada Menristekdikti yang telah menyempatkan hadir di kampus Undana. Setelah sedikit memberikan penjelasan mengenai Undana, Rektor mempersilahkan Menristekdikti untuk menyampaikan paparan mengenai Nawacita.


Menristekdikti mengawali paparannya dengan menyampaikan informasi mengenai penyesuaian organisasi kementerian hasil penggabungan Kementerian Riset dan Teknologi dan Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Natsir mengungkapkan DIKTI tidak lagi ada setelah dilebur menjadi satu kementerian dengan Ristek. Nasir mengatakan dikementeriannya saat ini didukung 5 Direktoral Jenderal. Tiga direktorat Jenderal akan berurusan langsung dengan Pendidikan Tinggi supaya masalah-masalah yang ada di perguruan tinggi bisa diselesaikan dengan baik. Direktorat tersebut adalah Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Kelembagaan yang menyangkut dengan izin, pembukaan program studi, serta Direktorat Jenderal Sumber Daya, menyangkut urusan dosen, urusan jabatan fungsional, rekrutmen dosen, dan beasiswa untuk dosen, dan perubahan aset. Selain itu, guna mendorong pengembangan riset dan teknologi terdapat Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, serta Direktorat Jenderal Inovasi.

Lima Direktorat di Kementerian Ristekdikti ini diarahkan untuk merealiasaikan program Nawacita, bagaimana membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesaia. Dalam upaya tersebut, diperlukan sumberdaya manusia yang unggul dan kompetitif.  “Jangan sampai sumberdaya terbagun sentralistik di kota-kota besar. Pembangunan sumberdaya manusia yang merata dan berdaya saing akan mendorong pemerataan ekonomi, serta aplikasi hasil-hasil penelitian yang lebih produktif”, Nasir menjelaskan. Natsir melanjutkan, “Undana sebagai lembaga pendidikan dan juga penelitian diharapkan mampu mengembangkan penelitian-penelitan aplikatif yang mendukung dunia usaha. Bagaimana akademisi, pemerintah daerah, dan dunia usaha mampu bersinergi, sehingga meningkatkan produkstifitas. Dunia usaha tentu menginginkan investasinya dapat kembali dalam jangka waktu yang terukur”. Selain itu, Nasir mengingatkan perguruan tinggi agar menjaga kualitas lulusan. Lulusan perguruan tinggi tidak mampu bersaing dan menjadi pengangguran dapat menimbulkan permasalahan baru yang jauh lebih merepotkan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. “Kita akan menghadapi masalah yang lebih besar apabila di Negara kita banyak memiliki pengangguran terdidik ini, terlebih kita akhir tahunini akan menghadapi MEA”, imbuh Nasir.

Terkait kualitas pendidikan, Menteri Nasir mengingatkan bagaimana semua pihak menjaga marwah pendidikan kita. Nasih menegaskan kementeriannya akan membersihkan ijasah-ijasah yang cara perolehannya tidak dengan proses yang benar. Menteri juga menghimbau Gubernur NTT yang hadir dalam acara ini untuk mengecek keabsahan ijasah para pegawainya. Begitu juga di lingkungan Kemenristekdikti. “Coba telusuri ijasah para pegawai, dosen, maupun mahasiswa. Kalau ditemukan ada yang menggunakan ijasah palsu, maka kita akan bersihkan. Jangan sampai dosen yang mengajarkan kejujuran malah berbuat tidak jujur imbuhnya. Modus ijasah palsu ini bermacam-macam. Ada orang yang tanpa kuliah mendapatkan ijasah. Ada juga dengan kuliah tetapi prosesnya pembelajarannya tidak benar. Orang hanya dalam satu tahun kuliah sudah memperoleh gelar sarjana. Jadi penting membangun Negara ini dengan manusia yang handal, berintegritas”, papar Nasir. Hal senada juga disampaikan Gubernur NTT Frans Lebu Raya. NTT sebagai daerah terdepan di perbatasan memeiliki tantangan yang besar. “Kita harus menyiapkan sumberdaya yang mumpuni agar mampu bersaing”, kata Gubernur Frans Lebu Raya.


Sementara itu, lebih jauh Muhammad Nasir mengungkapkan masih memiliki beberapa pekerjaan besar yang akan diselesaikan di kementeriannya. “Saat ini fokus kita ada pada penertiban ijasah palsu, berikutnya baru kita akan menata dan menertibkan kelas jauh, dan sinkronisasi aturan. Aturan publikasi pada mahasiswa yang menyelesaikan studi misalnya, mahasiswa kita dipaksa harus publikasi pada jurnal nasional terakreditasi, tetapi kita tau bersama berapa jumlah jurnal terakreditasi kita”, ingkap Nasir menanggapi pertanyaan direktur Program Pascasarjana Undana terkait permasalahan ini. Seusai memberikan kuliah umum, Menteri dicecar banyak pertanyaan oleh kalangan awak media berkaitan dengan masalah yang terjadi di Universitas PGRI Kupang. Selanjutnya Menteri dan rombongan berkenan menikmati jamuan makan siang bersama dengan Rektor dan pimpinan Undana, Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, dan pimpinan DPRD Provinsi NTT. Didampingi oleh Rektor, serta Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Menteri selanjutnya memasuki Ruang Rapat Rektor untuk menyelesaikan permasalahan Universitas PGRI Kupang, tetapi karena Rektor Universitas PGRI tidak hadir maka rapat dibatalkan dan Menteri bersama rombongan meninggalkan kampus Undana.


Jumat, 05 Juni 2015

Undana Bekerjasama dengan CDU Melaksanakan Penelitian Mengenai Irigasi di Kawasan Lahan Kering

**Tulisan kontribusi oleh Jenny E.R. Markus dan Adrianus Amheka setelah disunting dan dilengkapi** Universitas Nusa Cendana (Undana) bekerja sama dengan Charles Darwin University (CDU), Australia, mengadakan lokakarya program penelitian dan peningkatan kapasitas masyarakat pada daerah irigasi di Nusa Tenggara Timur (NTT). Lokakarya yang berjudul “Improving Irrigation Infrastructure for Greater Food and Water Security” tersebut disponsori oleh Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT), Australia, melalui skema Australia Indonesia Infrastructure Research Award (AIIRA) dan berlangsung pada 26-27 Mei 2015 bertempat di ruang lecture theatre Gedung Rektorat lantai 3. Kegiatan ini dikoordinasikan oleh PR4 Undana Ir. I Wayan Mudita, M.Sc, Ph.D untuk memperkenalkan program ini di tingkat Kabupaten serta mempersiapkan data sekunder untuk selanjutnya dilakukan pengumpulan data penelitian di daerah irigasi bendungan Kambaniru Sumba Timur dari tanggal 27-30 Mei 2015. Lokakarya dibuka langsung oleh Rektor Undana Prof. Fred Benu.

Dalam acara sambutan pembukaan workshop, Rektor Undana mengatakan bahwa ketahanan pangan saat ini menjadi isu penting masyarakat dunia. Lebih lanjut dikatakan, pengairan dan irigasi untuk lahan pertanian menjadi sangat penting untuk merealisasikan upaya meningkatkan produktivitas hasil pertanian guna mewujudkan ketahanan pangan. Prof. Andrew Campbell, Direktur Research Institute for the Environment and Livelihood (RIEL) dan Dekan School of Environment, CDU, dalam sambutannya selaku ketua tim CDU meminta Rektor Undana dalam kapasitas sebagai ilmuwan dalam bidang sosial-ekonomi pertanian untuk terlibat menjadi tim ahli pada beberapa proyek penelitian yang sedang maupun akan dilaksanakan antara CDU dan Undana. Lokakarya dihadiri oleh Tim Undana yang terdiri atas 5 dosen dari 3 fakultas, yaitu Jenny E.R. Markus dan Norman Riwu Kaho dari Fakultas Pertanian, Utma Aspatria dari Fakuktas Kesehatan Masyarakat, dan Adrianus Amaheka dan Elia Hunggurami dari Fakultas Sains dan Teknik, dan 6 orang mahasiswa dari ketiga fakultas tersebut  ,Juga  hadir utusan dari Dinas PU dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, Nagekeo, TTS, Kopesda, Yayasan Pahadang Monjoru, dan Bappeda TTS. Tim CDU yang dipimpin oleh Prof. Andrew Campbell terdiri atas Dr. Penny Wurm (School of Environment), Prof. Charlie Fairfield (School of Engineering and Information Technology), Prof. Emma Williams (The Northern Institute), Prof. Ken Evans (School of Engineering and Information Technology), Mr. Sam Pickering Riel (RIEL), dan Ms. Sarah Hobgen (kandidat PhD dari RIEL).


Lokakarya dilaksanakan untuk mempersiapkan pelaksanaan penelitian lapangan yang akan dilaksanakan dengan tujuan umum untuk meningkatkan akses masyarakat di dareah irigasi terhadap air minum dan sanitasi yang sehat serta untuk meningkatkan produktivitas sistem irigasi di NTT yang diharapkan dapat meningkatkan kesejaterahan masyarakat petani. Tujuan khusus penelitian adalah untuk (1) meningkatkan kapasitas petugas pemerintah di tingkat propinsi dan kabupaten dalam membangun pemerintahan yang efektif terkait dengan pengelolaan air dan sanitasi, (2) menilai rancangan infrastruktur irigasi dan sanitasi terkait dengan kecocokan situasi lokal, dan (3) mengkomunikasikan kebutuhan lokal dan solusi lokal kepada pemerintah daerah dan pusat, dan mitra internasional.

Pertanyaan yang dibahas dalam pelaksanaan lokakarya yang berlangsung selama dua hari tersebut adalah: (1) Solusi teknik maupun pengelolaan seperti apa yang dapat meningkatan kefektifan infastrukur irigasi di empat DAS terbesar di NTT?, (2) Bagaimana ketersediaan air minum dan sanitasi yang sehat dapat tercapai dalam daerah irigasi ini?, (3) Faktor apa saja (fisik, pemerintahan, keuangan) yang berpengaruh tepat pada infrastruktur irigasi, (4) Struktur pemerintahan seperti apa yang dapat mendukung ketersediaan air irigasi, air minum dan sanitasi di daerah irigasi di NTT?, dan (5) Informasi apa lagi yang dibutuhkan untuk lebih memahami dampak dari pengelolaan DAS terhadap kualitas air dan sedimentasi. Untuk itu, lokakarya didahului dengan presentasi oleh sejumlah narasumber dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok untuk mempertajam pertanyaan penelitian.



Untuk mempertajam pertanyaan penelitian yang akan digunakan dalam pengumpulan data, peserta lokakarya dibagi menjadi kelompok sebagai berikut: (1) Kelompok Kerja Teknik Sipil, bertugas membahas rancang bagun bendungan dan memperkirakan masa pengunaanya serta meghasilkan informasi mengenai rancang bangun infrastrukur irigasi yang tepat untuk NTT, (2) kelompok kerja air minum dan sanitasi, bertugas menggambarkan ketersediaan kualitas air minum dan sanitasi di daerah irigasi serta menghasilkan rekomendasi-rekomendasi untuk meningkatkan kualitas air minum dan efektifitas sanitasi, (3) kelompok kerja benchmarking dan tatakelola, bertugas menyiapkan pertanyaan wawancara untuk menilai keefektifan sistem irigasi melalui Rapid Rural Appraisal (RRA) serta menghasilkan rekomendasi untuk pengelolaan dan pemerintahan irigasi, dan (4) kelompok kerja  pemantauan (monitoring), bertugas menggambarkan data dasar yang dibutuhkan untuk pengelolaan yang lebih baik, termasuk data debit air, curah hujan dan kekeruhan, serta menggambarkan dan mencoba cara sederhana untuk mengukur dan melaporkan data tersebut (misalnya buku kecil dengan cara mengukur dan melaporkan dengan FrontlineSMS)

Lokakarya dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan yang dilaksanakan di dareah irigasi Kambaniru di Kabupaten Sumba Timur pada 28-31 Mei 2018. Pengumpulan data dilakukan secara partisipatif dengan tujuan meningkatkan kapastitas lokal dalam penelitian, penilaian infrastruktur dan penilain pemerintahan. Secara keseluruhan, kegiatan penelitian terdiri atas tahap-tahap sebagai berikut: (1) Pertemuan perkenalan program penelitian di tingkat kabupaten, (2) pengumpulan data sekunder, (3) lokakarya bersama kabupaten lain yang diselenggarakan pada 26-27 Mei 2007, (3) pengumpulan data di lapangan di Bendungan Kambaniru, Kabupaten Sumba Timur, sebagai sampel, (4) tabulasi dan penanalisaan data, dan (5) seminar laporan penelitian yang akan dilaksanakan di Kupang untuk diseminasi hasil penelitian. Dua tahap pertama sudah dilaksanakan pada tahun sebelumnya.

Kegiatan lapangan pengumpulan data dilakukan di Bendungan Kambaniru, Kabupaten Sumba Timur. Kegiatan diawali dengan kunjungan lapangan ke bendungan Kambaniru pada sore hari 28 Mei 2015. Selain melihat keadaan  sekitar bendungan, pada saat yang sama diadakan diskusi persiapan untuk melakukan diskusi kelompok fokus (Focus Group Discussion, FGD) dan untuk membahas panduan wawancara rumah rumah tangga yang akan dilaksanakan selama dua hari kegiatan lapangan pada 29-30 Mei 2015.



FGD dilakukan di Mailiru pada 29 Mei 2015 dan di Kelurahan Lambanapu pada 30 Mei 2015. Kedua FGD tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk menggali informasi informasi berkaitan dengan masalah sanitasi dan air bersih serta informasi berkaitan dengan pemnafaat air irigasi Bendungan Kambaniru dan permasalahan yang terjadi sebagai akibat dari adaya bendungan tersebut.  FGD diikuti oleh perwakilan petani, ibu rumah tangga, aparat pemerintah desa/kelurahan, dan perwakilan perkumpulan petani pemakai air (P3A). Wawancara rumah tangga untuk uji kuesioner dilaksanakan di Desa Marumata terhadap 12 rumah tangga sampel, terdiri atas 6 rumah tangga sampel untuk uji coba kuesioner masalah sanitasi dan 6 rumah tangga sampel untuk uji coba kuesioner masalah irigasi.  Pada hari Sabtu sore sampai malam haridilakukan evaluasi terhadap kegiatan lapangan selama dua hari. Peserta diminta melaporkan hasik wawancara  dan temuan yang dialami di desa balam bentuk transkrip sebabagi data awal untuk pelaporan. Selain itu juga dilaksanakan diskusi untuk menilai dan melakukan perbaikan kuesioner. Kegiatan field work ini juga diakhiri dengan makan malam bersama di pelabuhan Waingapu.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites