Gerbang Kampus

Selamat datang di kampus Universitas Nusa Cendana, Kampus Baru, Jl. Adisucipto, Penfui, Kupang, NTT.

Rektorat Undana

Gedung Rektorat Undana tempat rektor, para pembantu rektor, para kepala biro dan jajarannya berkantor.

Kehidupan Kampus

Kampus Undana menyediakan fasilitas untuk mendorong mahasiswa aktif berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan kampus.

Praktikum Laboratorium

Undana menyelenggarakan pendidikan akademik dan pendidikan vokasi yang didukung dengan fasilitas memadai, di antaranya laboratorium.

Wisuda Sarjana dan Pascasarjana

Setiap tahun Undana mewisuda lulusan sarjana dan pascasarjana dari berbagai bidang ilmu dan pendidikan profesi.

Jumat, 28 November 2014

Mencari Pustaka Gratis di Internet: Tidak Perlu Lagi Mengeluh Sulit Memperoleh Pustaka karena Tidak Semua Pustaka di Internet Berbayar

Ketika rapat dengan pimpinan dan mahasiswa program doktor PPs Undana pada 24 November 2014, mahasiswa mengeluh soal kesulitan memperoleh pustaka untuk menyusun rencana disertasi mereka. Rapat tersebut sebenarnya diadakan untuk menindaklanjuti keluhan mahasiswa mengenai ketidakjelasan penyelenggaraan program doktor yang mereka ikuti dan ketentuan mengenai kewajiban untuk melakukan publikasi pada jurnal ilmiah internasional. Mereka mengatakan bahwa sesuai dengan ketentuan Ditjen Dikti, publikasi harus dilakukan pada jurnal yang terindeks pada Scopus. Saya heran sebab Scopus sebenarnya hanyalah sebuah basisdata akademik milik perusahaan raksasa penerbitan ilmiah Elsevier. Masih banyak basisdata akademik lainnya. Mengapa kemudian harus Scopus, silahkan terka sendiri alasannya. Yang jelas, terindeks pada Scopus tidak sepenuhnya menjamin kualitas sebuah jurnal ilmiah. Seharusnya Ditjen Dikti menggunakan impact factor jurnal sebagai acuan, bila memang yang menjadi pertimbangan adalah kualitas, bukan hal-hal lain.

Scopus merupakan basisdata akademik berbayar, sebagaimana basisdata akademik berbayar terkenal lainnya seperti Current Contents, JSTOR, Science Direct, Social Science Citation Index, Web of Knowledge, dan Web of Science. Padahal, selain basisdata akademik berbayar, juga terdapat basisdata akademik semi-gratis dan basisdata akademik gratis. Basisdata ilmiah semi-gratis menyediakan abstrak untuk diakses secara gratis, sedangkan artikel lengkap (full text) disediakan dengan cara membayar. Basisdata akademik gratis menyediakan artikel lengkap untuk diakses secara gratis. Contoh basisdata semi-gratis adalah African Journals Online (AJOL), Agricola, Anthropological Literature, BioOne, Lesson Planet, Philosophy Documentation Center eCollection, dan POIESIS. Artikel lengkap dari basisdata akademik berbayar maupun basisdata akademic semi-gratis tersebut hanya dapat diakses dengan cara membayar atau berlangganan. Di universitas-universitas negara-negara maju, perpustakaan universitas berlangganan kedua kategori baisisdata akademik tersebut untuk kemudian memberikan akses gratis kepada para dosen dan mahasiswanya.

Lalu bagaimana dengan dosen dan mahasiswa di universitas-universitas negara-negara berkembang seperti dosen dan mahasiswa di Undana? Sebenarnya tidak perlu berkecil hati, asalkan menguasai bahasa Inggris, pasti ada jalan keluarnya. Selain basisdata akademik berbayar dan semi-gratis tersebut di atas, ternyata juga terdapat banyak basisdata akademik gratis yang memberikan akses ke artikel lengkap jurnal-jurnal ilmiah akses terbuka yang jumlahnya sangat banyak dan terus bertambah. Basisdata akademik gratis tersebut adalah AGRIS (pertanian), Analytical Science Digital Library (kimia analitik), Arachne (arkeologi dan sejarah seni), arXiv (fisika, matematika, ilmu komputer, biologi kuantitatif, dan statistica), Astrophysics Data System (astrofisika, geofisika, fisika), Bioinformatic Harvester (biologi, bioinformatika), ChemXSeeer (kimia), CHBD (kesehatan kawasan sirkumpolar), CogPrints (ilmu-ilmu sosial kognitif), DOAJ (jurnal ilmiah, berbagai disiplin), ERIC (pendidikan), Index Copernicus (lintas disiplin), Information Bridge (lintas disiplin), Intute (lintas disiplin), Medline Plus (kedokteran), NBER (ekonomi), PhilPapers (filsafat), PopLine (kependudukan, keluarga berencana, kesehatan reproduksi), PubChem (kimia), PubMed (kedokteran dan kesehatan), PubPsych (psikologi), SciDiver (lintas disiplin), SciELO (jurnal ilmiah, berbagai disiplin), Science Accelerator (lintas disiplin), dan WorldWideScience (lintas disiplin).

Mencari pustaka di Internet sebaiknya dilakukan dengan menggunakan mesin pencari akademik (academic search engine), bukan dengan menggunakan mesin pencari umum (general search engine) semisal Google atau Yahoo. Pada saat ini terdapat banyak mesin pencari akademik, di antaranya Academic InfoBASEGoogle Scholar (Google Cendekia), InfomineLibGuide CommunitiesLibrary GenesisLibrary of CongressRefseekVirtual LRCciteulike, dan infotopia. Daftar basisdata dan mesin pencari akademik lengkap dapat diakses melalui Wikipedia. Basisdata serupa berdasarkan bidang ilmu di Michael Schwartz Library, Claveland State University. Pada saat ini juga tersedia banyak jurnal ilmiah akses terbuka yang menyediakan artikel untuk dibaca atau diunduh lengkap secara gratis. Silahkan periksa daftar jurnal ilmiah akses terbuka yang disediakan oleh Directory of Open Access Journals (DOAJ) atau jurnal ilmiah gratis yang tersedia di Journals for Free. Daftar jurnal ilmiah akses terbuka berdasarkan bidang ilmu dapat diakses melalui wikipedia.

Di Internet terdapat banyak perpustakaan digital yang menyediakan buku teks, laporan penelitian, dsb., yang dapat diunduh gratis, di antaranya Public Library of Science (PLoS) dan Digital Library of the Commons. Daftar lengkap proyek perpustakaan digital dapat diakses melalui Wikipedia dan daftar lebih singkat tersedia melalui Best World Free Digital Libraries. Berbagai lembaga internasional juga menyediakan buku teks atau laporan penelitian yang dapat diunduh gratis. Tesis dan disertasi dari universitas terkemuka juga dapat diunduh lengkap secara gratis, misalnya melalui eSpace (CDU)Trove (universitas-universitas di Australia) atau CAUL (universitas-universitas di Australia dan New Zealand), dan open thesis (tesis dan disertasi seluruh dunia). Silahkan klik tautan berikut untuk mencari tesis dan disertasi dari universitas tertentu di Australia dan New Zealand:
Auckland University of Technology
Australian Catholic University  [via Trove]
Australian National University  [via Trove]
Bond University  [via Trove]
Central Queensland University  [via Trove]
Charles Darwin University [via Trove]
Charles Sturt University [via Trove]
Curtin University  [via Trove]
Deakin University  [via Trove]
Edith Cowan University  [via Trove]
Flinders University  [via Trove]
Griffith University [via Trove]
James Cook University  [via Trove]
La Trobe University  [via Trove]
Lincoln University
Macquarie University  [via Trove]
Massey University
Monash University  [via Trove]
Murdoch University  [via Trove]
Queensland University of Technology  [via Trove]
RMIT University  [via Trove]
Southern Cross University  [via Trove]
Swinburne University of Technology [via Trove]
University of Adelaide  [via Trove]  
University of Auckland
University of Ballarat  [via Trove]
University of Canberra  [via Trove]
University of Canterbury
University of Melbourne  [via Trove]
University of New England [via Trove]
University of New South Wales  [via Trove]
UNSW@ADFA [via Trove]
University of Newcastle  [via Trove]
University of Notre Dame Australia [via Trove]
University of Otago
University of Queensland  [via Trove]
University of South Australia  [via Trove]
University of Southern Queensland  [via Trove]
University of Sydney  [via Trove]
University of Tasmania  [via Trove]
University of Technology Sydney  [via Trove]
Universiy of the Sunshine Coast [via Trove]
University of Waikato
University of Western Australia  [via Trove]
University of Western Sydney  [via Trove]
University of Wollongong  [via Trove]
Victoria University  [via Trove]
Anda dapat mengunggah tesis dan disertasi ke open thesis secara gratis, setelah terlebih dahulu mendaftar, sehingga tesis dan disertasi Anda dapat dibaca oleh siapa saja di seluruh dunia.

Seharusnya layanan seperti ini disediakan oleh perpustakaan PPs Undana atau oleh Perpustakaan Undana. Tapi entah mengapa, mereka belum sampai berpikir ke arah ini. Mungkin karena cara berpikir mereka masih menggunakan paradigma lama, bahwa perpustakaan identik dengan gedung megah dengan koleksi buku teks dan jurnal ilmiah tercetak. Padahal, pada jaman teknologi infeormasi seperti ini, perpustakaan cukup diisi dengan sejumlah komputer untuk mencari pustaka di Internat. Entah sampai kapan, manajemen PPs Undana bisa mengikuti perubahan zaman, mengubah paradigma perpustakaan kertas menjadi perpustakaan digital.

Minggu, 23 November 2014

Pohon Lokal untuk Menata Ruang dan Menghijaukan Kampus Undana: (2) Jenis-jenis Pohon Lokal Tahan Kering

Kawasan lahan kering kepulauan beriklim semiringhkai seperti halnya Nusa Tenggara Timur (NTT) mempunyai banyak jenis tumbuhan tahan kering yang berbunga semarak pada pada musim kemarau. Karena itu, sangat mengherankan bila untuk membuat taman dan menghijaukan kampus Undana harus digunakan jenis-jenis tumbuhan impor semacam cemara india (Polyalthia longifolia Sonn.) dan palem putri (Adonidia merrillii (Becc.) Becc.), kalau bukan untuk kepentingan tertentu di luar sekedar membuat taman atau melakukan penghijauan. Karena jenis-jenis tumbuhan yang digunakan merupakan jenis-jenis introduksi asal kawasan basah maka pada musim kemarau harus disiram setiap hari. Kalau saja yang ditanam adalah jenis-jenis tumbuhan lokal lahan kering maka penyiraman dapat dikurangi. Hanya saja, untuk membuat taman dan melakukan penghijauan dengan menggunakan jenis-jenis tumbuhan lokal saat ini sulit dapat dilakukan melalui mekanisme tender sebab belum ada pengusaha yang menyediakan anakan jenis-jenis tumbuhan tersebut.

Dalam berbagai kesempatan bertemu, Pembantu Rektor I (PR I) Dr. David Pandie, MS, berulang kali menyampaikan agar kampus Undana ditanami dengan jenis-jenis tumbuhan asli NTT yang lebih dapat beradaptasi terhadap kekeringan daripada jenis-jenis tumbuhan introduksi. PR I bahkan menyebutkan berbagai jenis tumbuhan lokal yang kini semakin seulit ditemukan sehingga perlu ditanam di kampus sebagai upaya untuk melakukan konservasi ex situ. Untuk itu PR I menugaskan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Arboretum dan Cendana (Puslitbang Arboretum dan Cendana), Dr. Ir. M. Kasim, MP,  bersama Dr. Ir. Mahmuddin Nur, MSi., dan Nixon Rammang, SHut., MSi., untuk mengkoordinasikan lokasi pembibitan dan lokasi penanaman menjelang musim hujan 2014/2015 ini. Begitu seriusnya PR I ingin menanam jenis-jenis pohon lokal di dalam kampus, sampai-sampai menyebut nama umum dalam bahasa Kupang sejumlah jenis tumbuhan lokal kepada saya untuk membantu mengidentifikasi.

Kebetulan saya juga lebih menyukai jenis-jenis tumbuhan lokal dibandingkan dengan jenis-jenis tumbuhan introduksi. Karena itu, meskipun saya tidak tahu banyak mengenai soal mengidentifikasi ini, saya berusaha membantu PR I dengan bertanya ke sana ke mari. Dari banyak bertanya dan membaca referensi, saya berhasil mengidentifikasi sejumlah jenis pohon lokal yang menghasilkan bunga semarak atau mempunyai tajuk dan buah unik dan menarik yang tidak kalah dengan jenis-jenis introduksi. Saya urutkan berdasarkan nama ilmiahnya sebagai berikut:
  • Alstonia scholaris (L.) R. Br., nama lokal hau sao, lete (Meto), kariti mutih (Tetun); pohon besar dengan tajuk rapat menjulang selalu hijau, menghasilkan bunga putih dan wangi pada ketiak daun ranting.
  • Alstonia spectabilis R.Br., nama lokal pole, poel muti, poel tasa, pore (Meto), pohon sedang agak meranggas dengan tajuk terbuka, menghasilkan bunga putih dan wangi pada ujung ranting.
  • Bauhinia malabarica Roxb., nama lokal masi (Meto), kanfaek (Marae), kenfaik (Tetun), deskripsi dan foto, pohon sedang dengan tajuk rapat selalu hijau, berbunga putih atau berwarna-warni.
  • Bombax ceiba L., nama lokal nene, nek aem (Meto), kapuk hutan, pohon madu (Kupang), kian (tetun), deskripsideskripsi dengan foto, galeri foto1galeri foto2, galeri foto3, pohon besar gugur daun dengan pertumbuhan tinggi menjulang dan percabangan mendatar, batang berduri tempel, berbunga semarak merah mnyala pada musim kemarau, cabang mendatarnya lazim menjadi tempat lebah membuat sarang sehingga disebut pohon madu.
  • Caesalpinia sappan L., nama lokal hau kiskase, keskase, kiskase (Meto), ai samara, ai semara (Tetun), deskripsi dan foto, pohon kecil dengan batang berduri kayu, berbunga kuning semarak, merupakan tumbuhan obat dan kayu batangnya dapat digunakan sebagai alternatif teh.
  • Caesalpinia pulcherrima (L.) Sw., nama lokal ?, deskripsi dengan foto, foto galeri, perdu sampai pohon kecil selalu hijau dengan batang berduri tempel, menghasilkan bunga berwarna-warni sepanjang tahun.
  • Cananga odorata (Lam.) Hook.f. & Thomson, nama lokal kanangka (Meto), ai nangka (Tetun), deskripsi, pohon sedang sampai besar, meranggas pada musim kemarau, tajuk dengan cabang mendatar, menghasilkan bunga wangi dan buah yang disukai oleh burung jenis tertentu.
  • Cassia fistula L., nama lokal nikis, nikse (Meto), arus (Marai), nain-nain (Helong), ai lalima (Tetun), deskripsideskripsi dengan fotogaleri foto1galeri foto2, galeri foto3, pohon berukuran sedang dengan tajuk meninggi jarang, meranggas, menghasilkan bunga berwarna kuning sangat semarak pada musim kemarau.
  • Cassia javanica L., terdiri atas 3 anak jenis, Cassia javanica subsp. bartonii F.M.Bailey, Cassia javanica subsp. nodosa (Roxb.) K.Larsen & S.S.Larsen, dan Cassia javanica subsp. pubiflora (Merr.) K.Larsen, nama lokal bune, buni (Meto), kakeu, ait kakeu (Tetun), deskripsi, deskripsi dengan foto, galeri foto, pohon sedang sampai besar dengan percabangan menyebar, menghasilkan bunga merah muda bersemu putih sangat semarak pada musim kemarau.
  • Clausena excavata Burm.f., nama lokal penpen metan, taunai metan, tunais (Meto), ai kelban ten (Tetun), deskripsi, perdu dengan bunga putih sampai kuning pucat, buah berwarna pink, daun digunakan sebagai bumbu masak kare.
  • Cycas rumphii Miq., nama lokal, fae, feta, nipa fui (Meto), deskripsi, pohon kecil menyerupai palma, tajuk menarik dengan buah menggerombol dalam tandan menggantung, biji merupakan bahan pangan saat paceklik setelah racunnya dihilangkan.
  • Dysoxylum gaudichaudianum (A.Juss.) Miq., nama lokal keolnasa, keolnas metan (Meto), medalasan (Tetun), deskripsi dengan foto, pohon kecil sampai sedang dengan percagangan menyebar, berbunga dan berbuah menggantung panjang dengan warna bunga putih dan warna kulit buah kuning.
  • Erythrina variegata L., nama lokal nenas, nenfui (Meto), diik, riik (Tetun), deskripsi dengan foto, pohon sedang gugur daun, berbunga semarak pada pertengahan musim kemarau.
  • Garuga floribunda Decne, nama lokal feob, feu (Meto), feu (Tetun), deskripsi dengan foto, pohon besar gugur daun dengan pertumbuhan tinggi melebar dan menjulang, berbunga berupa malai di ujung pucuk pada musim kemarau, bunga berwarna putih
  • Maclura cochinchinensis (Lour.) Corner, nama lokal hau molo, manuhain (Meto), deskripsi dengan foto, tumbuhan dengan batang berkayu yang tumbuh bertopang pada tumbuhan lain atau sebagai perdu, batang berduri kayu, bunga putih, buah berubah dari hijau menjadi kuning dan kemudian merah menyala ketika sudah tua, buah dapat dimakan, batang kayu merupakan sumber pewarna kuning
  • Melia azedarach L., nama lokal akmel, kamea, kamel, minea (Mete), lien (Marae), semer, sumar (Tetun), deskripsideskripsi dengan foto, pohon besar gugur daun dengan pertumbuhan tinggi menjulang, berbunga bentuk malai berwarna putih bersemu ungu pada ujung ranting pada musim kemarau.
  • Micromelum minutum Wight & Arn. (unresolved name), nama lokal, deskripsi dengan foto, meruipakan perdu sampai pohon kecil tahan naungan, berbunga majemuk warna putih, berbuah dengan warna merah menyala.
  • Murraya paniculata (L.) Jack, nama lokal kusupneo, muina, usupneo (Meto), ai kemuni (Tetun), deskripsi dengan foto, merupakan perdu sampai pohon selalu hijau dengan daun hijau gelap mengkilap, berbunga putih wangi sepanjang tahun
  • Nauclea orientalis (L.) L., nama lokal taupi, taupi molo (Meto), kabiru, kabiru modok, kabiru mutih (Tetun), deskripsi dengan foto, pohon besar selalu hijau dengan pertumbuhan tinggi menjulang dan dengan cabang mendatar, berbunga majemuk pada ketiak daun bentuk membulat dengan dasar kuning dan mahkota putih.
  • Pongamia pinnata (L.) Pierre, nama lokal kepoom, sikam, siklelo(k), siklilok, (Meto), kufarok (Tetun), deskripsi, pohon selalu hijau berukuran kecil sampai sedang, percabangan menyebar dengan tajuk rindang, daun hijau mengkilap, bunga pitih bersemu ungu.
  • Pterocarpus indicus Willd., nama lokal matani (Meto), ai na, ai na fetoh, ai na mane (Tetun), deskripsi, deskripsi dengan foto1deskripsi dengan foto2, pohon gugur daun berukuran besar dengan tajuk melebar dan menjulang, berbunga semarak berupa malai dengan mahkota bunga berwarna kuning, pohon penghasil kayu kelas satu.
  • Sterculia foetida L., nama lokal baknietsa, basa, nietsa, nisa, paknites (Meto), bane (Marae), ai bano, nitas (Tetun), deskripsi dengan foto, pohon sangat besar gugur daun dengan pertumbuhan tinggi menjulang dan cabang mendatar, berbunga dalam marai dengan mahkota bunga merah bertepi putih, buah berbentuk unik berwarna hijau yang akan berubah menjadi merah pada saat tua.
  • Strychnos lucida R. Br., nama lokal kayu ular (Kupang), bilbelu, hau beru, siok kase (Meto), nitain (Tetun), deskripsi dengan foto, perdu sampai pohon kecil selalu hijau dengan cabang menyebar, daun hijau gelap mengkilap, buah berwarna merah mengkilap pada saat sudah tua, batang digunakan sebagai bahan obat.
  • Tecoma stans (L.) Juss. ex Kunth, nama lokal ?, deskripsi dengan foto1, deskripsi dengan foto2, perdu dengan bunga semarak berwarna kuning.
  • Uvaria rufa Blume, nama lokal kokanaba, koknaba, koknaba mone, kokonaba, poknaba (Meto), deskripsi dengan foto, galeri foto, tumbuhan dengan batang berkayu yang tumbuh bertopang pada tumbuhan lain atau sebagai perdu, berbunga merah mencolok, berbuah hijau yang berubah menjadi kuning dan kemudian merah mencolok ketika tua, buah dapat dimakan.
  • Vitex negundo L., nama lokal tastasi (Meto), deskripsi, perdu selalu hijau dengan percabangan menyebar, berbunga sepanjang tahun berbentuk malai pada ujung ranting, bunga berwarna semu ungu.
Jenis-jenis pohon berikut tidak menghasilkan bunga yang semarak, tetapi selalu hijau atau gugur daun dengan bentuk tajuk yang menarik:
  • Acacia leucophloea (Roxb.) Willd., nama lokal besak, binska (Meto), ai arlai (Marae), besak (Tetun); pohon hijau sepanjang tahun dengan kulit batang putih kekuningan dan tajuk berbentuk payung, daun digunakan sebagai pakan.
  • Aegle marmelos (L.) Corrêa, nama lokal dilak, lila(k) (Meto), dilabatu, dilafatu (Tetun), pohon dengan tajuk membulat yang menghasilkan buah unik yang dapat dimakan, juga sebagai tumbuhan obat.
  • Antiaris toxicaria Lesch., nama lokal hau moruk, kalobelo, kelobelo, kerobero, menu (Meto), ai moruk, kemoruk (Tetun), deskripsi dan foto, pohon besar dan tumbuh menjulang, gugur daun pada muncak musim kemarau, menghasilkan getah beracun.
  • Eucalyptus alba Reinw. ex Blume, nama lokal hue (Meto), pie (Marae), bubur (Tetun), deskripsi1deskripsi2, pohon gugur daun berukuran besar dengan tajuk terbuka, tampil unik karena berbatang putih, berbunga warna putih.
  • Exocarpos latifolius R.Br., nama lokal blapieng, blaping, hau papi (Meto), mege (Marae), dulae, tulas (Tetun), deskripsi dengan foto, pohon kecil selalu hijau, berbuah yang berubah warna menjadi merah pada saat sudah tua, teras kayu wangi menyerupai wangi cendana.
  • Gyrocarpus americanus Jacq., nama lokal foko, foko fafi (Meto), ai mutih, ai nihat (Tetun), deskripsi dengan foto, pohon besar gugur daun dengan kulit batang putih bersemu kuning, berbunga dalam bentuk malai pada ujung ranting pada musim kemarau, buah jatuh melayang berputar seperti baling-baling helikopter.
  • Casuarina junghuhniana Miq., nama lokal ajao, ajaon, ai jao, ajaub (Meto), deskripsi, pohon besar berdaun jarum selalu hijau, pohon dataran tinggi yang dapat tumbuh beradaptasi di dataran rendah, menimbulkan bunyi khas pada saat tertiup angin.
  • Paramignya trimera (Oliv.) Burkill (unresolved name), kemungkinan adalah Severinia trimera (Oliv.) Swingle (unresolved name), nama lokal aslelok, aslerok, kiwaru, lenok, nonleno (Tetun), foto, perdu berduri dengan pola pertumbuhan menyebar tidak beraturan, merupakan tumbuhan obat.
  • Santalum album L., nama lokal hau meni (Meto), turul (Marae), ai kamilin (Tetun), deskripsideskripsi dengan foto, pohon hemiparasitik dengan percabangan menyebar dan tidak rapat, menghasilkan teras wangi, nama pohon ini dijadikan nama Universitas Nusa Cendana (universitas di pulau cendana).
  • Schleichera oleosa (Lour.) Merr., nama lokal kusapi, usapi (Meto), ai dak, sukabi (Tetun), deskripsi dengan foto, pohon gugur daun berukuran sedang dengan bentuk tajuk yang melebar, bunga muda berwarna meraqh menyala semarak, bunga berupa malai pendek pada ketiak daun pucuk, menghasilkan buah dengan kulit buah hijau berubah menjadi kuning menjelang tua, kayu berkualitas baik sebagai kayu bakar.
  • Sterculia quadrifida R.Br., nama lokal faloak, felolo, fenoo (Meto), nitain (Tetun), deskripsi, pohon berukuran sedang dengan tajuk mengerucut dan berdaun hijau gelap, berbuah dengan bentuk unik berwarna hijau yang berubah menjadi merah menyala ketika tua.
  • Tamarindus indica L., nama lokal tamarin (Kupang) kiu, kiuba (Meto), ai sawal (Marae), sakair, sukair (Tetun), deskripsi, deskripsi dengan foto, pohon gugur daun berukuran besar dengan pertumbuhan tinggi menjulang, berbunga pada puncak musim kemarau mendahului tumbuhnya daun muda, menghasilkan polong untuk bahan membuat asam jawa, bijinya dapat dimakan ketika masyarakat mengalami rawan pangan.
  • Terminalia catappa L., nama lokal kaem (Meto), deskripsi, pohon gugur daun berukuran sedang sampai besar dengan tajuk bertingkat yang terdiri atas cabang-cabang mendatar, berbunga pada ketiak daun oucuk, menghasilkan buah dengan biji yang dapat dimakan.
  • Toddalia asiatica (L.) Lam., nama lokal kismolo, kisan molo, kistun bubu, tunbubu (Meto), deskripsi, perdu berduri yang dengan batang tidak tegak, daun hijau mengkilap.
  • Vitex parviflora A. Juss., nama lokal kayu kula (Kupang), deskripsi, pohon hijau sepanjang tahun berukuran sedang sampai besar dengan batang berkelok, berbunga dalam bentuk malai pada ujung ranting.
  • Vitex pinnata L., nama lokal kareo katu, kareo tasi, kleo, kleob katu (Meto), fulis (tetun), deskripsi.
  • Zanthoxylum rhetsa DC. (unresolved name), nama lokal banaek, banail (Meto), medalasan (Tetun), deskripsideskripsi dengan foto, pohon besar dengan pertumbuhan tinggi menjulang, batang berduri tempel, berbunga pada musim kemarau berupa malai besar pada pucuk, berbuah dengan rasa seperti rasa lada.
  • Ziziphus celtidifolia DC (unresolved name), nama lokal manufunu (Meto), deskripsi, tumbuhan berkayu merambat, batang berduri kayu, bertopang pada tumbuhan lain. 
  • Ziziphus jujuba Mill., lebih dikenal sebagai Ziziphus mauritiana Lam., nama lokal kom (Kupang), kabuka (Meto), kaugehi (Marae), kaigehi, kakehi (Tetun), deskripsi1, deskripsi2, deskripsi3, pohon selalu hijau dengan tajuk membulat dan permukaan daun mengkilap, menghasilkan buah yang dapat dimakan.
  • Ziziphus timoriensis DC, nama lokal fafinakaf, hau sunef, fafinaku, kabun (Meto), kaingasi (Helong), bubur fuik, ai fahi ulu, faulu, sisi (Tetun), deskripsi, pohon selalu hijau berukuran kecil sampai sedang dengan tajuk mengerucut.
Silahkan klik tautan nama ilmiah untuk memeriksa nama ilmiah berlaku, nama sinonim, dan klasifikasi pada situs pemeriksaan nama ilmiah The Plant List.

Jenis-jenis tumbuhan lokal tersebut akan dibibitkan oleh Puslitbang Arboretum dan Cendana. Bibit hasil pembibitan akan digunakan dalam penanaman pohon di halaman kampus Undana melalui program orang tua asuh pohon. Tenaga pendidik, tenaga kependidikan, mahasiswa, alumni dan bahkan para tamu diharapkan dapat menjadi orang tua asuh pohon lokal dengan mengadakan pohon untuk ditanam melalui Puslitbang Arboretum dan Cendana. Siapapun juga dapat menjadi orang tua asuh pohon dengan cara menyumbangkan bibit, silahkan sampaikan melalui kotak komentar di bawah ini.

Sabtu, 22 November 2014

Pohon Lokal untuk Menata Ruang dan Menghijauakan Kampus Undana: (1) Berbagai Jenis Beringin

Pimpinan Undana sebelumnya telah membangun banyak gedung yang tersebar acak di seantero kawasan kampus. Kini giliran pimpinan Undana sekarang untuk melakukan penataan ruang kampus secara menyeluruh dengan mengadopsi pola penataan ruang tertentu. Sebagai bagian dari upaya penataan tersebut adalah pengoptimalan fungsi ruang terbuka hijau dengan melakukan penanaman jenis-jenis tumbuhan lokal. Untuk menyiapkan hal itu, pimpinan telah meminta bantuan Pusat Penelitian dan Pengembangan Arboretum dan Cendana (Puslitbang Arboretum dan Cendana), Dr. Ir. M. Kasim, MP, untuk berkoordinasi dengan instansi terkait dalam pengadaan anakan jenis-jenis tumbuhan lokal yang diperlukan. Namun karena selama ini jarang jenis-jenis tumbuhan lokal digunakan untuk penghijauan maka sebagai langkah antisipasi juga dilakukan pembibitan jenis-jenis tumbuhan lokal yang akan ditanam.

Jenis-jenis tumbuhan lokal yang akan diprioritaskan untuk ditanam adalah jenis-jenis beringin. Saya memilih beringin dengan sejumlah pertimbangan. Pertama, beringin terdiri atas banyak spesies yang merupakan tumbuhan lokal NTT sehingga sudah beradaptasi dengan kondisi kampus yang kering. Kedua, beringin mempunyai bentuk tajuk yang rindang bdan indah sehingga selain dapat berfungsi sebagai peneduh juga dapat memperindah kampus.  Ketiga, beringin  menghasilkan buah yang merupakan makanan bagi berbagai satwa liar, khususnya burung, sehingga adanya beringin diharapkan dapat menarik kehadiran jenis-jenis burung pemakan buah beringin di dalam kampus. Keempat, beringin jenis-jenis tertentu merupakan simbol budaya kelompok etnik tertentu sehingga dengan menanam beringin maka Undana ikut melestarikan budaya lokal. Kelima, jenis-jenis beringin tertentu sudah mulai terancam kelestariannya di alam sehingga dengan menanam beringin maka Undana dapat berpartisipasi dalam pelestarian keanekaragaman hayati secara ex situ. Uraian lebih teknis terhadap alasan di atas dapat diperoleh dengan membaca tulisan saya mengenai mengapa beringin sebaiknya ditanam sebagai tanaman peneduh.

Tulisan itu saya buat setelah membaca di koran bahwa Walikota Kupang ingin menanam beringin sebagai tanaman penghijauan kota. Tetapi sampai sekarang ternyata yang ditanam bukan beringin, melainkan beton di Taman Nostalgia, sehingga saya mengusulkan agar beringin dijadikan tanaman peneduh di kampus Undana. Saya telah menulis bahwa di NTT terdapat banyak jenis beringin, di antaranya adalah:
Jenis beringin yang sebaran geografik alaminya tidak mencakup wilayah NTT tetapi kini juga umum ditemukan sebagai tanaman buah atau tanaman hias adalah:

Tautan (link) saya berikan untuk memeriksa nama ilmiah setiap spesies beringin pada situs pemeriksaan nama ilmiah tumbuhan The Plant List. Bagi Anda yang tertarik dengan beringin, silahkan kunjungi situs figweb, situs yang memuat berbagai aspek mengenai tumbuhan yang sangat menarik ini, di antaranya keanekaragaman dan distribusi geografik, simbiosis mutualisme antara beringin dan tawon beringin, biologi dan kenakeragaman hayati tawon beringin, beringin sebagai pakan bagi serangga selain tawon beringin, beringin sebagai pakan bagi binatang dan manusia, klasifikasi beringin dan identifikasi beringin. Bagi yang ingin melihat foto jenis-jenis beringin yang ada di NTT, silahkan saksikan tayangan slide berikut ini:


Untuk mengenali berbagai jenis beringin lainnya dengan menggunakan foto, silahkan kunjungi Ficus Species of the World di flickr.

Beberapa jenis beringin berkecambah pada batang atau cabang pohon lain dan kemudian membentuk akar udara untuk mencapai tanah. Jenis-jenis beringin seperti ini dikenal sebagai beringin pencekik (strangler fig) karena pada akhirnya akan mebunuh pohon tempatnya tumbuh sampai mati sebagaimana dapat disaksikan pada video berikut:

Bunga beringin sangat berbeda dengan bunga berbagai jenis tumbuhan lain karena berada di dalam bantalan tertutup yang menyerupai periuk. Oleh karena itu, penyerbukan beringin hanya dapat dilakukan oleh jenis-jenis serangga tertentu, khususnya tawon beringin, dalam gelap di dalam buah periuk. Di dalam kegelapan periuk buah beringin tersebut tawon beringin mengalami motemorfosis sebagai serangga lain pada umumnya dan baru keluar dari dalam buah sebagai serangga dewasa sebagaimana dapat disaksikan pada video berikut:


Setelah menyaksikan tayangan slide dan video di atas, mungkin di antara Anda yang membaca tulisan ini ada yang melihat bahwa nama lokal yang tertulis ternyata salah. Silahkan menyampaikan nama yang benar dengan menyampaikan melalui komentar. Mungkin di antara Anda juga ada yang mengenali satu atau beberapa jenis beringin di atas dalam bahasa daerah Anda sendiri, silahkan juga menyampaikan. Bila Anda berasal dari Flores dan Sumba serta pulau-pulau di sekitarnya di tempat tinggal Anda ternyata terdapat jenis beringin lain, silahkan menyampaikan nama lokal dalam bahasa daerah Anda disertai dengan foto sosok tumbuhan, tajuk, percabangan, pucuk muda, daun tua, buah muda, dan buah tua. Saya akan berusaha meminta bantuan ahlinya untuk mengidentifikasi.

Pada musim hujan ini kami di Undana akan mulai menanam jenis-jenis beringin lokal sebagai tanaman peneduh dan penghijauan kampus. Kami sangat mengharapkan partisipasi Anda yang peduli dengan pelestarian jenis-jenis tumbuhan lokal, khususnya beringin asli NTT. Bila Anda mempunyai anakan, kami sangat berterima kasih bila Anda menyumbangkannya untuk Undana. Kami akan mengundang Anda untuk menanam sendiri anakan milik Anda dan akan mencatat nama Anda sebagai penyumbang untuk kemudian, ketika jenis beringin yang Anda tanam sudah besar, kami akan mencantumkan Anda sebagai penyumbang pada label; nama ilmiah jenis beringin tersebut. Untuk menyumbang, silahkan hubungi kami melalui pr4.undana@gmail.com dengan mencantumkan nomor telepon yang dapat kami hubungi. Kami akan mengunjungi Anda untuk menjemput anakan dan mencatat nama Anda.


Sabtu, 08 November 2014

Kesempatan bagi Doktor dan Guru Besar Undana untuk Melakukan Penelitian Kolaborasi dengan Institusi Penelitian Amerika Serikat

Melalui email USAID/HELM menyampaikan bahwa USAID/Indonesia memberikan kesempatan kepada peneliti senior perguruan tinggi di Indonesia untuk berpartisipasi dalam program penelitian global Amerika Serikat. Program penelitian global tersebut diberi nama Partnerships for Engagement in Research (PEER). PEER merupakan program hibah penelitian internasional untuk mendanai penelitian yang kerjasama antara peneliti Indonesia dengan peneliti Amerika Serikat guna bersama-sama menghadapi tantangan pembangunan global. Melalui hibah ini diharapkan investasi pemerintah Amerika Serikat dalam bidang penelitian dapat membantu meningkatkan pembangunan di negara-negara di mana USAID hadir.

Pada tataran pertama PEER diharapkan dapat bukan hanya mengkatalisasi penelitian kerjasama dan menggunakan hasil penelitian untuk mendukung kegiatan pembangunan USAID. Pada tataran berikutnya, PEER diharapkan dapat membangun kerjasama penelitian jangka panjang untuk meningkatkan kapasitas penelitian dan memperkuat ekosistem penelitian negara-negara berkembang, serta meningkatkan dukungan penelitian terhadap pembangunan. Sejak diluncurkan pada 2011, PEER telah memberikan hibah untuk lebih dari 160 penelitian di negara-negara berkembang, dengan jumlah dana hibah mencapai sekitar USD 28 juta. Institusi penelitian Amerika Serikat yang bergabung dalam program penelitian kerjasama ini meliputi National Science Foundation (NSF), National Institutes of Health (NIH), Smithsonian Institution, National Aeronautics and Space Administration (NASA), United States Department of Agriculture (USDA), dan United States Geological Survey (USGS).

Untuk tahun anggaran 2014/2015, USAID/Indonesia mengharapkan para peneliti Indonesia untuk memasukkan proposal penelitian sebagaimana telah digariskan dalam Mission's Country Strategy dengan topik prioritas penelitian yang mencakup: (1) keanekaragaman hayati (biodiversity), (2) perubahan iklim dan lingkungan hidup, (3) pendidikan, khususnya untuk memperkuat metode pengajaran dan kurikulum bidang sains, teknologi, kerekayasaan, dan matematika, (4) bencana alam, dan (5) pengelolaan air. USAID/Indonesia mengutamakan proposal penelitian yang mendorong kerjasama luas dengan pemangku kepentingan, khususnya dengan dunia usaha dan organisasi masyarakat sipil, juga yang berpotensi menjadi dasar pengambilan kebijakan pada tingkat nasional atau daerah dan yang menggunakan pendekatan inovatif dalam menjawab permaslahan pembangunan sebagaimana yang dinyatakan dalam Mission's Country Strategy.

Tanggal penting yang perlu dicatat berkaitan dengan program hibah penelitian PEER ini adalah sebagai berikut:
  • Pengumuman penyampaian pra-proposal: 1 Oktober 2014
  • Batas akhir pemasukan pra-proposal (2 halaman) untuk pembahasan tingkat pertama: 9 Januari 2015
  • Undangan pemasukkan proposal lengkap untuk pra-proposal yang disetujui: 13 Februari 2015
  • Batas akhir pemasukan proposal lengkap untuk pembahasan tingkat akhir: 30 Maret 2015
  • Pengumuman penerima dana hibah: akhir Juni 2015.
Silahkan mengunjungi www.nationalacademies.or/peer atau mengirimkan email ke peer@nas.edu untuk memperoleh informasi lebih lengkap mengenai program penelitian hibah ini. Juga silahkan mengunduh dokumen informasi pendahuluan, press release, informasi program hibah, dan informasi pemasukan proposal.


Program hibah ini terutama dikhususkan kepada para peneliti senior. Untuk lingkungan perguruan tinggi terutama dikhususkan bagi dosen berjenjang pendidikan doktor dan berjabatan akademik guru besar. Dengan penyampaian informasi ini diharapkan para dosen berjenjang pendidikan doktor dan berjabatan akademik guru besar di lingkungan Undana dapat berpartisipasi untuk bersaing menjajal ajang kompetisi penelitian global, sesuai dengan visi Undana untuk menjadi universitas berwawasan global. Para dosen berjenjang pendidikan doktor dan berjabatan akademik guru besar di lingkungan Undana tentu tidak harus menunggu para peneliti luar datang ke Undana, melainkan harus bisa proaktif untuk menjajagi sendiri peluang-peluang penelitian kerjasama seperti ini. Mereka yang berhasil memperoleh hibah kerjasama PEER ini tentu tidak perlu lagi bersaing memperoleh hibah penelitian tingkat universitas maupun tingkat Dikti yang seharusnya lebih difokuskan untuk meningkatkan kapasitas meneliti para dosen yunior.

Tautan Penting:
Beranda PEER, Rincian Program Hibah, Persyaratan Umum, Bidang Fokus Penelitian, Institusi Mitra Kerjasama,  Proses Pemasukan Proposal, Tanya Jawab, Pemasukan Proposal Melalui Jaringan, Hubungi PR 4 Undana

Mendampingi Dosen Menghadap Rektor: Menata Ulang Ruang Kampus Undana Merupakan Tugas Berat

Pada Jumat 7 Novermber 2014, saya mendampingi 3 dosen menghadap Rektoruntuk menyampaikan masukan mengenai apa yang perlu dilakukan agar lingkungan kampus Undana tertata dengan mengedepankan ciri lingkungan setempat, yaitu lahan kering kepulauan. Selama ini, kampus Undana yang luasnya mendekati 140 ha tampak kurang tertata. Bangunan-bangunan baru terkesan diletakkan begitu saja di sembarang tempat, tanpa mengikuti pola penataan ruang tertentu. Begitu juga dengan arsitektur bangunannya, terkesan tidak ada bedanya dengan bangunan pertokoan yang mendominasi arsitektur Indonesia saat ini. Belum lagi soal pertamanannya, yang melawan alam, menanam jenis-jenis tanaman introduksi yang memerlukan banyak air untuk menyiramnya pada musim kemarau.

Kampus yang tertata dengan baik pada umumnya meletakkan bangunannya dalam kelompok (cluster). Bangunan-bangunan untuk kepentingan pelayanan seluruh universitas seperti gedung rektorat, gedung kelembagaan dan pusat-pusatnya, perpustakaan, laboratorium penelitian, dsb. pada umumnya diletakkan di tengah. Bangunan untuk kepentingan sarana umum seperti stadion, auditorium, dan pusat informasi diletakkan di depan. Gedung-gedung fakultas dikelompokkan sesuai dengan bisang ilmu, misalnya kelompok ilmu-ilmu pertanian, kelompok ilmu-ilmu kesehatan, kelompok ilmu-ilmu ekonomi dan sosial, kelompok keguruan dan ilmu pendidikan dan kelompok ilmu hukum dan budaya, ditempatkan mengelilingi. Dengan penempatan gedung dalam kelompok-kelompok seperti itu maka akan tersedia lebih banyak ruang terbuka hijau. Pun dengan penempatan gedung dalam kelompok-kelompok seperti itu akan dapat dihemat biaya pembangunan infrastruktur jalan, listrik, dan jaringan komunikasi.

Namun penataan ruang kampus Undana memang sejak awal sudah kacau. Gedung rektorat memang sudah ditempatkan di tengah-tengah kampus. Tetapi gedung fakultas-fakultas diletakkan tersebar sangat berjauhan. Bahkan gedung fakultas-fakultas yang memerlukan laboratorium pembelajaran seperti Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, dan Fakultas Sains dan Teknik ditempatkan pada bagian lahan yang tinggi sehingga kesulitan memperoleh air untuk kebutuhan laboratorium. Gedung untuk kepentingan pelayanan seluruh fakultas seperti perpustakaan, lembaga-lembaga, UPT komputer dan UPT kebahasaan yang seharusnya diletakkan dalam satu kelompok dengan gedung rektorat, justeru diletakkan menyelip di antara gedung-gedung fakultas. Dan lebih ironis lagi, di bagian depan kampus justru dibangun RSS dosen. Tata ruang awal kampus yang sudah kacau tersebut dibuat semakin kacat dalam 8 tahun terakhir ketika banyak bangunan bergaya pertokoan dibangun tanpa memperhatikan tata ruang. Semakin sempurnalah sudah kacaunya tata ruang kampus Undana.

Gedung baru rektorat yang ditempatkan di bagian depan kampus di pinggir jalan raya sungguh sangat menyalahi tata ruang. Pada lokasi tersebut sebelumnya sudah ditanam sebanyak 200-an cendana yang kemudian ditimbun begitu saja, untuk membangun gedung rektorat yang 'mejeng' di pinggir jalan tersebut. Letak gedung rektorat baru tersebut sungguh sangat tidak sesuai dengan pintu gergang kampus yang tetaknya di samping. Dari segi gaya arsitekturnya, gedung baru rektorat tersebut lebih mirip dengan pertokoan daripada dengan gedung institusi pendidikan. Demikian juga dengan gaya arsitektur gedung-gedung fakultas yang dibangun bersamaan dengan pembangunan gedung rektorat tersebut, semuanya dengan gaya arsitektur pertokoan. Ruang-ruang perkuliahan dengan jendela kaca rendah dan tertutup rapat menjadikan ruang kuliah sangat panas dan terganggu oleh suasana di luar ruang kuliah. Tidak satupun gedung dibangun dengan gaya arsitektur lokal. Memang tampak modern dan mengglobal, tetapi kehilangan jati diri sebagai universitas yang berlokasi di kawasan lahan kering.

Juga menjadi masalah adalah tidak adanya rambu-rambu penunjuk arah di kawasan kampus yang sedemikian luas dan dengan lokasi gedung-gedung yang sedemikian berserakan. Jalan-jalan di dalam kampus tidak mempunyai nama. Akibatnya, tamu, khususnya tamu dari luar kota, sering tersesat dalam kampus. Di banyak kampus, di dekat gerbang utamanya biasanya tersedia peta kampus disertai dengan penunjuk arah. Kemudian di setiap persimpangan jalan juga ditempatkan peta yang disertai dengan rambu-rambu penunjuk arah. Tidak demikian halnya di kampus Undana sehingga untuk sampai ke fakultas atau gedung tertentu, tamu dari luar harus bertanya beberapa kali sebelum sampai ke fakultas atau gedung yang dituju. Hal ini sungguh menjadi sangat ironis mengingat kampus yang sekarang ini sudah ditempati sejak akhir 1980-an. Dan pembangunan gedung-gedung baru begitu gencar dilakukan selama beberapa tahun terakhir tanpa memperhatikan pembangunan lingkungan kampus secara keseluruhan.

Mengenai penataan ruang terbuka hijau bahkan lebih parah. Saat ini ruang terbuka hijau kampus didominasi oleh pohon gamal yang pada awalnya ditanam untuk memperbaiki kondisi mikro lahan yang didominasi oleh batu karang. Bukannya setelah kondisi mikro lahan menjadi lebih baik pohon gamal kemudian ditebang dan diganti dengan jenis-jenis pohon lain, melainkan justru dibiarkan tumbuh menjadi besar. Di sekitar gedung rektorat baru dan pintu gerbang, demikian juga di beberapa fakultas, mnemang telah dibuat taman. Tetapi sebagaimana halnya gedung yang dibangun dalam beberapa tahun terakhir, taman-taman juga dibangun dengan gaya yang sangat tidak membumi. Alih-alih menanam jenis-jenis tanaman hias tahan kering, yang ditanam justru jenis-jenis tanaman hias introduksi yang untuk memeliharanya memerlukan penyiraman terus menerus. Selain biaya pemeliharaannya sangat mahal, pembangunan taman-taman seperti itu sungguh tidak menyatu dengan lingkungan setempat, menjadikan kampus terasa asing di lingkungannya sendiri.

Rektor menerima dengan baik masukan yang disampaikan oleh ketiga dosen. Rektor mengakui bahwa selama ini tata ruang kampus kurang mendapat perhatian. Namun Rektor mengakui dengan tata ruang kampus yang sudah sedemikian kacau, tidaklah mudah untuk menatanya kembali. Rektor menyampaikan bahwa prioritas utamanya adalah menghapuskan seluruh bangunan RSS dan mengubahnya menjadi kawasan hutan arboretum. Rektor juga menyampaikan kerjasama yang telah dan akan dilakukan untuk membangun tata ruang kampus. Di antaranya, disampaikan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi NTT untuk pembangunan embung, sumur bor, dan pengaspalan jalan kampus. Untuk pertamanan, Rektor menyetujui untuk lebih memprioritaskan penanaman jenis-jenis tumbuhan lokal daripada menanam jenis-jenis tanaman hias introduksi. Mengenai jenis-jenis pohon yang ditanam pada kawasan ruang terbuka hijau, Rektor memprioritaskan penanaman cendana di bagian depan stadion. Rektor telah meminta agar anggaran untuk pembangunan taman dialihkan untuk pembangunan arboretum cendana dan penanaman jenis-jenis pohon lokal tersebut.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites