Universitas negeri tertua dan satu-satunya di Provinsi Nusa Tenggara Timur bernama Universitas Nusa Cendana. Sebagaimana lazimnya uiversitas negeri di luar Jawa, Universitas Nusa Cendana terletak di ibukota provinsi, yaitu di Kupang. Oleh karena hanya ada satu universitas yang bernama Nusa Cendana maka namanya tidak perlu disebut atau dituliskan dengan diikuti nama letaknya. Oleh karena itu, penyebutan nama Universitas Nusa Cendana Kupang merupakan penyebutan dan penulisan nama yang keliru, cukup hanya Universitas Nusa Cendana atau bila disingkat, cukup hanya disebut atau ditulis Undana, bukan Undana Kupang. Tapi mengapa universitas tertua dan satu-satunya di Provinsi NTT dinamakan Nusa Cendana? Apa sebenarnya yang dimaksud dengan nusa dan apa pula cendana itu?
Kata 'nusa' dalam nama Nusa Cendana, seperti juga dalam nama provinsi NTT, berasal dari kata bahasa Sanskrta yang berarti pulau. Bila digabungkan dengan gugusan pulau-pulau, kata tersebut berubah arti menjadi kepulauan, seperti misalnya dalam kata 'nusantara' yang berarti 'kepulauan di antara' (islands in between). Digabungkan dengan kata 'cendana', nusa cendana berarti 'pulau yang ditumbuhi tumbuhan cendana'. Dalam konteks geografik wilayah Negara Indonesia dan Provinsi Provinsi Nusa Tenggara Timur, 'nusa cendana' berarti kepulauan tempat tumbuhnya tumbuhan cendana'. Istilah 'nusa' masih digunakan sampai saat ini dengan makna pulau seperti misalnya pada nama Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan (Provinsi Bali), Nusa Barung (Provinsi Jawa Timur), dan Nusa Kambangan (Provinsi Jawa Tengah).
Cendana merupakan marga tumbuhan yang terdiri atas banyak jenis, di antaranya adalah cendana putih (white sandalwood). Nama 'cendana' yang dimaksud dalam nama 'nusa cendana' adalah cendana putih, bukan jenis cendana lainnya. Cendana putih ini merupakan tumbuhan endemik pulau-pulau di bagian tenggara wilayah Indonesia, dalam hal ini pulau-pulau di wilayah Provinsi NTT dan pulau-pulau di dekatnya. Pada awalnya cendana putih dianggap sebagai tumbuhan asli anak benua India. Hal ini masuk akal bila disimak bahwa cendana memegang peranan sangat penting dalam agama Hindu dan agama Buddha, dua agama yang berasal dari anak benua tersebut. Penggunaan cendana kemudian meluas ke Asia Timur, seiring dengan penyebaran agama Buddha. Karena cendana dibudidayakan, diteliti, dan dipublikasikan secara intensif oleh orang dan peneliti India sehingga cendana putih diberi nama cendana india (indian sandalwood). Bahkan nama 'cendana' berasal dari bahasa Sanskrta 'chandana'.
Hasil penelitian mutakhir menunjukkan bahwa asal cendana putih bukanlah anak benua India, melainkan pulau-pulau di Provinsi NTT dan sekitarnya, berkaitan erat dengan pusat sebaran geografik jenis-jenis cendana yang dipastikan adalah benua Australia dan pulau-pulau di Samudra Pasifik. Hasil penelitian Harbaugh & Baldwin (2007) menegaskan bahwa berdasarkan atas hasil analisis filogenetik, cendana putih merupakan jenis cendana dengan asal-usul Austral (Austral origin) sebagaimana disajikan pada dendogram berikut:
|
Dendogram filogenetik cendana menurut Harbaugh & Baldwin (2007) |
Sebaran geografik cendana putih dan jenis-jenis cendana lainnya adalah sebagaimana tampak pada peta berikut:
|
Sebaran geografik cendana menurut Harbaugh & Baldwin (2007) |
Mengenai penyebaran cendana dari kawasan Nusa Tenggara Timur dan pulau-pulau di sekitarnya,
Fuller et al. (2011) menulis:
Another interesting tree that appears to have come to south India from the east at this time is the true sandalwood (Santalum album). Sandalwood is probably originally wild in the driest parts of Indonesia, such as eastern Java and the Lesser Sundas, where its distribution appears natural on account of being adjacent to its many congeneric relatives of Island Southeast Asia, Australia and the Pacific (Fischer 1938; Burkill 1966: 1987; Asouti & Fuller 2008: 116–17; Harbaugh & Baldwin 2008).Wood charcoal from the latest Neolithic levels of Sanganakallu (Sannarachamma) in south India, identified as Santalum, however, places it in the southern Deccan by c. 1300 BC (Asouti & Fuller 2008: 135), and this argues for a human-mediated translocation by this time.
|
Pertukaran spesies tumbuhan antara India dan Indonesia: kacang hijau (mungbean, Vigna radiata (L.) R. Wilczek) dan kacang sejenis (horsegram, Macrotyloma uniflorum (Lam.) Verdc.) dari India ke Indonesia dan cendana putih (Santalum album L.) dan pisang (banana, Musa spp.) dari Indonesia ke India. Sumber: Accross the Indian Ocean |
Dengan bukti-bukti tersebut di atas maka jelas bahwa cendana putih
Santalum album merupakan tumbuhan asli Provinsi Nusa Tenggara Timur, bukan tumbuhan asli anak benua India. Dengan demikian maka nama Nusa Cendana sebagai nama universitas negeri tertua dan satu-satunya di Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan cerminan tepat mengenai asal-usul cendana tersebut.